Saturday 2 June 2012

Lupis

Harus saya akui, tinggal di kampung sendiri itu kadang membuat terlena dan memanjakan. Salah satunya, saya merasakan curious yang menurun pada makanan. Maksudnya, karena tinggal beli dan banyak variasi jadinya tantangan untuk membuat makanan sendiri (homemade) jauh berkurang dibanding sewaktu merantau di negeri orang. Ini pengalaman saya pribadi lhoo...

Sampai ada kejadian suami saya sakit, dan menu makanannya jadi terbatas. Saya seakan disadarkan kembali bahwa homemade foods are better! Makanan enak banyak jualnya tapi yang enak, aman dan menyehatkan tetaplah buatan rumah. Setidaknya, makanan buatan rumah menggunakan bahan-bahan pilihan terbaik dari semua bahan yang ada. Maksudnya buatan rumah sendiri, bukan orang lain yang tidak kita kenal dengan baik.

Begitu pula ketika orang tua saya berkunjung beberapa waktu lalu. Mama cerita kalo papa sejak pensiun lebih sering ngemil dibanding sebelumnya. Mau beli khawatir, soalnya sudah berumur gini harus lebih menjaga makanan. Jadi mama berusaha bikin cemilan sendiri. Kalo tentang masakan/lauk, sejak dulu mama selalu memasak sendiri. Karena papa termasuk pemilih, dan kayaknya terlanjur addict sama masakan mama :D Kebetulan juga, mama memang senang masak dan selalu belajar menu-menu baru. Buat kami, masakan mama paling top deh.

Mama juga yang menyarankan saya, buat nyediain cemilan bikinan sendiri di rumah. Kata mama, jangan bikin roti aja tapi divariasiin, usahakan juga cemilan yang mengenyangkan. Hehehe...ketahuan deh, kalo seringnya bikin roti. Soalnya roti yang aman dan disukai suami saya. Dari ngobrol-ngobrol, akhirnya saya belajar bikin lupis. Mama cukup sering bikin lupis di rumah karena itu salah satu kesukaan papa. Kelapanya bisa diabaikan kalo takut kolesterol. Lagi pula, kalo merebusnya pake panci presto ga perlu lama-lama.
Thanks for the recipe, mom.

Bahan :
2 gelas beras ketan
1 sdt air kapur sirih (optional)
Daun pisang secukupnya
Lidi secukupnya

Kuah : 150 gr gula merah dipanaskan dengan 300 ml air + 1/2 sdt garam
Pelengkap : kelapa parut + sedikit garam dikukus sebentar.

Cara membuat :
1. Rendam beras ketan selama 1 jam lalu tiriskan.
2. Percikkan air kapur sirih pada beras ketan, aduk-aduk.
3. Siapkan selembar daun pisang dengan lebar kurleb 3 ruas jari. Salah satu ujungnya bentuk menjadi kerucut. Isi dengan 2-3 sdm beras ketan. Tutup hingga membentuk segitiga, sematkan dengan lidi. Usahakan tidak ada lubang di setiap ujungnya, kalau perlu ujungnya diikat dengan benang supaya ketannya tidak keluar. Lakukan terus hingga beras ketan habis.
4. Siapkan panci presto, beri air yang banyak atau hingga semua lupis tenggelam di dasar panci. Rebus selama 45 menit sejak panci berbunyi. Lalu angkat, dan tiriskan.
5. Nikmati setelah lupis dingin dan memadat. Dilengkapi dengan kuah gula merah dan taburan kelapa parut.

Note : kalo pakai panci biasa, butuh waktu sekurangnya 2 jam untuk merebus lupis.

2 comments:

Inidapoerkoe said...

Saya suka banget makanan ini mbak Shinta...legit dan khas indonesia asli...jd kepingin bikin -)

Shinta Octaviani said...

@inidapoerkoe,
iya mbak, legit dan ditambah wangi daun pisang, bikin makanan ini selalu dikangenin :D