Dessert ini asalnya dari Makasar tapi sekarang sudah ada dimana-mana dengan berbagai variasi rasa. Yang ini hampir mirip rasa original tapi ga pake santan kental. Khawatir kolesterol naik, santan kentalnya saya ganti susu kental manis aja.
Bahan pisang ijo:
150 gr tepung beras
1 sdm tepung kanji
400 ml santan encer + 2 sdt pandan pasta
50 gr gula pasir
1/2 sdt garam halus
6-8 buah pisang kepok/raja yang matang
daun pisang / plastik tebal secukupnya.
Monday, 25 June 2012
Sunday, 17 June 2012
Brownies Kukus Coklat Pandan
Sebelumnya kan pernah posting brownies kukus juga, nah yang ini ada lapisan pandannya. Membuat cake ini memang agak ribet. Apalagi kalo kerja sendiri. Kalo saya, semua bahan (baik lapisan coklat ataupun pandan) disiapkan bersamaan. Jadi selesai mengocok adonan coklat, tinggal cuci kocokan trus dilap sampai kering, lanjut ngocok adonan pandan. Jadi kukusannya ga lama-lama nungguin adonan pandan.
Pada resep, lapisan pandan pake coklat putih. Karena saya ga punya stok, lagipula pakenya cuma sedikit, mau beli juga tanggung soalnya jarang dipake. Jadi di-skip aja. Karena ga pake coklat putih jadi ada perbedaan rasa dan tekstur. Lapisan coklat, pake dark cooking chocolate (DCC), teksturnya agak padat. Nah, yang lapisan pandan, tanpa white cooking coklat (WCC), lebih spongie atau lebih ringan.
Menurut saya, aroma pandan yang membaur dengan coklat membuat rasa cake ini jadi legit. Over all, it's still moist and yummy.
Friday, 8 June 2012
Schotel Kentang
Ga cuma macaroni yang bisa dijadiin schotel. Yang satu ini bahannya memakai kentang. Resepnya dari Umi Rina (trims ya mbak), dibuat untuk bekal reuni di kebun raya Bogor minggu lalu. Makanan ini cukup mengeyangkan. Dinikmati dengan saos sambal jadi tambah sedap. Saya bikinnya sengaja di cup allue foil kecil, biar praktis ga perlu dipotong-potong.
Selain buat bekal, schotel kentang ini juga cocok untuk sarapan ataupun sajian arisan. Cobain yuuk...!
Saturday, 2 June 2012
Lupis
Harus saya akui, tinggal di kampung sendiri itu kadang membuat terlena dan memanjakan. Salah satunya, saya merasakan curious yang menurun pada makanan. Maksudnya, karena tinggal beli dan banyak variasi jadinya tantangan untuk membuat makanan sendiri (homemade) jauh berkurang dibanding sewaktu merantau di negeri orang. Ini pengalaman saya pribadi lhoo...
Sampai ada kejadian suami saya sakit, dan menu makanannya jadi terbatas. Saya seakan disadarkan kembali bahwa homemade foods are better! Makanan enak banyak jualnya tapi yang enak, aman dan menyehatkan tetaplah buatan rumah. Setidaknya, makanan buatan rumah menggunakan bahan-bahan pilihan terbaik dari semua bahan yang ada. Maksudnya buatan rumah sendiri, bukan orang lain yang tidak kita kenal dengan baik.
Sampai ada kejadian suami saya sakit, dan menu makanannya jadi terbatas. Saya seakan disadarkan kembali bahwa homemade foods are better! Makanan enak banyak jualnya tapi yang enak, aman dan menyehatkan tetaplah buatan rumah. Setidaknya, makanan buatan rumah menggunakan bahan-bahan pilihan terbaik dari semua bahan yang ada. Maksudnya buatan rumah sendiri, bukan orang lain yang tidak kita kenal dengan baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)